DARI IBUMU
Bangunlah, nak!
Sumber Gambar: http://manuskripkesunyian.wordpress.com |
Kau tak perlu lelah begitu,
Menunggu dan meratapi sedih yang tak
berujung.
Di pundak mu bahkan,
Bangunlah, nak!
Terabaikan sejenak oleh tingkahmu,
Kau bahkan tak biarkan ia tumbuh berkilau
Walau sekedar tampakan secercah harapan
untukmu.
Anakku,
Karena beban yang menumpuk ,
Kian kusutnya hari depanmu,
Dan jua jodoh dan takdirmu (yang kau
anggap) buram…
Haruskah langkah pasti terhenti,
Haruskah langkah pasti terhenti,
Jadikan dirimu tak berarah tujuan?
Oleh semua itukah hilangnya kepribadianmu?
Bangun. Bangunlah, nak.
Dari ibumu yang tak cukup hari-hari tersisa
Harapkan indah di jalan hidupmu
Rajutkan semua impian yang pernah terbesit
Sibakan keceriaan yang berjuta.
Anakku,
Railah itu, walau mesti sedikit tertunda.
Cimahi,
Sabtu 09 Feb ‘05
TENTANG KITA
Hari ini akan beranjak
Tinggalkan semua yang pernah teralami
Tentang berjuta kenangan nan indah,
Tentang kasih yang pernah terajut
Juga kisah pahit tentang kita.
Aku masih disini, kawan.
Di penghujung hari yang akan berganti,
Di lorong waktu yang membangkitkan ingatan
Mencoba lalui semua kenangan
Dihiasi pilu dan sedikit senyuman.
Teman,
Pernakah kau lambungkan ingatanmu
Di suatu hari nan berbekas
Saat aku, kamu juga lainnya
Mencoba menyapa dinding kebersamaan
Coba sulamkan tentang kebahagiaan
Semaikan semua impian yang terindah.
Aku lemah dalam ingatan, teman.
Hingga tak sanggup teruskan kisah ini
Berjuta kisah yang tersisa
Kuharap mampu kau tuntaskan.
IBU
Ibu,
Dalam pilu yang mendalam
Kucoba rangkaikan kalimat hanya tuk
pupuskan rindu yang kian subur
Ibu, aku rindu…
Entah apa yang harus kukatakan
Bahwa anakmu jang dulu kau rawat
Beranjak besar lupakan cangkang
Angkuh manatap masa lalu
Berjuta rasa tengah berkecamuk
Sampai nanti senyummu tiba.
Ibu,
Aku yang pernah durhaka ini
Bersungkur di bawah telapakmu
Harapkan maaf dari hatimu walau perih
Melangkah tinggalkan sesal
Sebelum ajalku merangkul paksa.
Ibu, aku rindu
cobalah tersenyum untukku lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar