Sabtu, 04 Januari 2014

Antara Ahok dan Umat Islam



Siapa yang tak kenal Ahok? Ya, beliau adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta. Nama aslinya Zhong Wan Xie. Nama indonesianya Basuki Indra. Konon, menurut salah satu akun di Tiwitter, @TrioMacan2000, ketika jadi tersangka di Polda Babel (Bangka Belitung), dia ubah namanya menjadi Basuki TP.

Sebelumnya, Ahok adalah anggota DPR RI dari Komisi II, namun namanya kian melejit setelah dia bersanding dengan Jokowi dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Ahok adalah seorang pekerja keras, ambisius dalam menggapai keinginannya. Keinginan terbesarnya di negeri ini adalah menjadi orang nomor satu di RI. Setidaknya itulah yang tertulis dalam bukunya yang berjudul, Menuju RI 1.

Lalu, apa kaitan antara Ahok dan Umat islam? Sabtu pagi (4/1/14), saya buka twitter, sambil bersiliweran membaca kicauan dari “following” tiba-tiba mata saya tertuju pada salah satu twit @TrioMacan2000. Sebetulnya tak ada yang aneh dengan kicauan itu. Sudah menjadi hal yang lumrah di twtiland, kicauan dari @TrioMacan2000 selalu saja mengundang suatu kontroversi tersendiri selain decak kagum dari para followersnya.

Saya akhirnya membaca kicauannya dari awal, biasanya diawali dengan kalimat eng.. ing.. enggg.. Ya, isinya tak lain tentang Ahok, sang Wagub DKI Jakarta. Ternyata ada kasus baru lagi yang dikicaukan oleh sang pemilik akun. Berikut petikannya :

Eng ing eeng ...luar biasa Wagub DKI Jakarta Zhong Wan Xie alias Ahok alias Basuki Indra alias Basuki Tjahja Purnama. Sungguh hebat!

Wagub Ahok adalah satu2nya pemimpin/pejabat tinggi yang dgn murah hati & enteng memberikan hadiah tahun baru kepada Umat Islam Indonesia.

KADO Wagub DKI Ahok itu bermula dari niat Ahok melegitimasi praktek prostitusi di DKI Jakarta yg ditentang/ Tdk setujui umat Islam.
Salah satunya pernyataan tidak setuju melalui ormas Islam terkemuka Muhammadiyah. Sikap Muhammadiyah sesuai dgn ajaran agama Islam.

Namun, bukan Ahok namanya jika tidak menanggapi pernyataan tidak setuju Muhammadiyah tdhp legalitas pelacuran yang dicanangkan Ahok.

Tanpa sungkan dan tanpa memperhatikan aspirasi /perasaan umat Islam khususnya Muhammadiyah, Ahok langsung menuding Muhammadiyah MUNAFIK!


Untuk twit lanjutannya, silahkan klik disini http://chirpstory.com/li/180609

Sebetulnya, saya sendiri kurang percaya dengan pemberitaan @TrioMacan2000 ini. Dalam hati saya terselip tanya, sungguhkah seperti ini sikap dari seorang Ahok? Terlebih lagi, ketika membaca satu persatu kicauan @TrioMacan2000, tampak jelas terasa aroma “ketidaksukaan” pemilik akun tersebut kepada Ahok. Hmm..

Agar lebih objektif, sayapun membuka beberapa situs dan link yang juga ditulis dalam kicauan itu. Dan ternyata memang benar, Ahok seperti itulah adanya. Gaya bicaranya yang ceplas ceplos menular juga pada sikapnya. Beliau terkesan gampang dalam memutuskan sebuah masalah, bahkan pada kasus yang krusial sekalipun. Pun demikian kali ini, Ahok dengan mudah menuduh pihak-pihak yang melarang legalisasi prostitusi sebagai MUNAFIK. Dan tak tanggung-tanggung, pihak yang dituduh munafik itu adalah Muhammadiyah karena Ormas inilah yang paling getol melakukan protes atas legalisasi prostitusi.

"Saya juga nggak setuju ada legalisasi prostitusi. Persoalannya, jangan munafik, emang nggak ada prostitusi di DKI?? Ngapain munafik? Itu aku nyindir aja," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (31/12), tulis detik.com.

Sebelumnnya Ahok juga dengan enteng mengatakan bir tidak salah, asal tidak memabukkan. “Saya kira kalau minum bir nggak salah kok, asal nggak mabok. Tergantung berapa persen alkohol dong. Kalau bir masih oke lah. Masalahnya kan kalau dicampur spirtus sama air kelapa, ya tewas,” terangnya sambil tertawa, lapor liputan6.com, seperti yang tertulis di www.muslimcommnity.co

Masih dari situs yang sama, dilaporkan bahwa Salah satu BUMD DKI, PT Delta Jakarta memproduksi minuman beralkohol diantaranya bermerek Anker Bir. Menurut liputan6.com, perusahaan tersebut menyumbangkan dividen sebesar Rp 47,84 miliar kepada Pemprov DKI, sehingga menjadi pemberi keuntungan terbesar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) ketiga setelah Bank DKI. Sedangkan menurut berita8, perusahaan itu merupakan salah satu penyumbang Penghasilan Asli Daerah (PAD) tertinggi sekira Rp75 miliar, di atas PD Pasar Jaya yang hanya menghasilkan Rp25 miliar di tahun 2012 lalu. Hal yang wajar jika Ahok terlihat begitu nekat berkata demikian.

Rasanya sekarang jadi lebih tahu tentang sosok Ahok sebenarnya. Bukan atas dasar etnis maupun latar belakang agama, tapi lebih pada etika dan nurani dalam kepemimpinannya lah yang menjadi acuan penilaian. Ahok memang seorang yang tegas, tapi ketegasan semata tanpa etika dan nurani takkan mampu menyelesaikan masalah yang multi kompleks. Butuh kearifan. Butuh kebijaksanaan. Butuh etika dalam menyelesaikan masalah, agar tak menimbulkan masalah baru.
Jika demikian halnya, masihkah kita berharap sosok seperti Ahok ini memimpin negeri tercinta? Hmm..



Rujukan :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar