Senin, 06 Januari 2014

Strategi Membangun Branding


Anda kenal sabun Lux? Atau sabun Lifeboy? Dulu waktu SMA, ketika saya tanya tentang apa yang identik dengan sabun Lux kepada teman-teman saya, kebanyakan teman-teman saya menjawab Tamara Bleszynski, Dian Sastro, atau Marina Renata. Bagi saya wajar karena memang Lux mencitrakan dirinya sebagai sabunnya para bintang. Berbeda dengan Lifeboy yang mencitrakan dirinya sebagai sabun keluarga. Iklannya selalu identik dengan kata “sehat” dan atau “keluarga”. Tidak akan jauh dari itu.

 Ada lagi Pepsi yang mencitrakan dirinya sebagai minuman cola untuk generasi terkini dan mendatang. “Generation Next” begitu pepsi menyebutkan dirinya. Secara tidak langsung Pepsi mengatakan minuman cola yang lain sebagai minuman yang terlalu tua. Termasuk Coca-cola yang sebelumnya mencitrakan dirinya sebagai “The Real Thing” alias cola yang orisinil.

Inilah citra yang masing-masing produk berikan kepada pelanggan. Lux yang mencitrakan dirinya sebagai sabun para bintang, Lifeboy sebagai sabun keluarga, dan Pepsi sebagai minuman cola “Next Generation”. Kita juga baiknya menciptakan citra bisnis kita kepada pasar. Tentunya citra yang baik yang kita inginkan.

Dengan citra yang kita bangun, pelanggan akan cepat ingat tentang bisnis kita. Malahan jika sudah sangat kuat, secara sadar ataupun tidak, citra bisnis kita akan menggantikan kosa-kata umum yang sudah beredar di masyarakat seperti aqua menggantikan air mineral, rinso menggantikan detergen, dan sebagainya

Sebenarnya tidak ada metode khusus untuk membangun brand bisnis. Anda mungkin dapat pelajari sendiri dari berbagai sumber seperti buku-buku bisnis, internet, dan sebagainya. Akan tetapi kali ini saya Akan coba berikan sedikit saja beberapa strategi untuk membangun branding

Brand Statement Strategy

Tahap pertama adalah menciptakan statement. Ini tidak hanya berlaku bagi Anda yang belum mencitrakan brand bisnis Anda dengan baik kepada pasar bisnis Anda. Anda harus menciptakan statement yang akan membantu Anda mencitrakan bisnis Anda. Statement ini kemudian saya sebut dengan brand statement. Coca-cola misalnya, dahulu coca-cola begitu menguasi pasar dengan statemen “The Real Thing” yang selalu dikeluarkan saat iklan, dipasang di setiap poster, dan sebagainya. Statement yang digunakan menunjukkan kalau coca-cola adalah minuman cola orisinil dan klasik. Statement tersebut juga seolah menunjukkan kepada pelanggan dan calon pelanggan bahwa minuman cola yang lain palsu. Statement ini kemudian bisa dijadikan jargon, slogan, tagline, dan sebagainya. Terserah Anda yang mana yang menurut Anda paling nyaman.

Membuat brand statement yang dapat menjadi citra bisnis Anda dengan baik tidaklah mudah, ada tiga hal yang penting yang harus Anda perhatikan. Pertama, Anda harus mengetahui terlebih dahulu posisi apa yang bisnis Anda inginkan di mata pasar bisnis Anda. Ini penting, kalau Anda belum mengetahui ini, maka Anda harus segera mencarinya. Kedua, harus unik dan jelas. Unik dalam artian berbeda dengan bisnis lain yang serupa dengan bisnis Anda dan jelas dalam artian jangan sampai pasar bisnis Anda bingung dengan statement yang Anda berikan.

 “….apa pun statement yang Anda buat adalah janji.”

 Ketiga, yang merupakan bagian yang tidak bisa diabaikan yakni pemahaman kalau brand statement berupa slogan, jargon, atau apa pun kalimat yang Anda buat adalah janji. Ketika Anda memposisikan diri sebagai makanan yang murah. Maka itu adalah janji. Anda harus benar-benar menyediakan makanan yang terjangkau oleh pasar Anda.

Action Strategy

Inilah tahap kedua. Membangun aktivitas-aktivitas yang mendukung statement yang Anda ciptakan. Setelah serangan terhadap menara kembar WTC di New York 11 September 2001 silam. New York menjelma sebagai kota yang tidak aman, terlebih ketika itu banyak sekali tentara yang berpatroli di kawasan tersebut. Akan tetapi, sekarang New York terkenal sebagai kota yang aman. Tidak hanya aman, lengkapnya fasilitas dan bagusnya kondisi infrastruktur menjadikan New York sebagai sebuah kota yang nyaman untuk siapa pun dan aktivitas apa pun. Kenapa hal itu bisa terjadi? Hal itu karena setelah serangan pihak pemerintah kota bertekad keras mengubah citra yang tidak pas itu. Selain bertindak tegas dan keras memberantas kriminalitas, menaikkan gaji polisi, dan memperbanyak penjara, mereka juga berupaya memperbaiki pendidikan dan memperluas kesempatan kerja. Bagaimanapun, kriminalitas dalam benak mereka tidak akan berhasil diatasi dengan baik jika pengangguran dan rendahnya pendidikan tidak diatasi. Dan ternyata usaha tersebut membuahkan hasil yang signifikan. New York hari ini benar-benar menjadi kota yang aman dan nyaman bagi siapa pun.

“Brand statement tersebut tidak akan berhasil ketika Anda tidak mampu membuktikannya.”

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya kalau apapun brand statement yang ingin Anda berikan kepada pasar bisnis Anda, itu adalah janji. Brand statement tersebut tidak akan berhasil ketika Anda tidak mampu membuktikannya. Ketika bisnis kuliner Anda memiliki jargon “nyaman” misalnya. Anda harus mampu membuktikan bahwa bisnis kuliner Anda memang benar merupakan memiliki tempat yang nyaman. Ketika Anda tidak bisa membuktikan maka statement tersebut tidak akan berguna atau bahkan bisnis kuliner Anda akan tercitra negatif di mata pasar Anda.

“Brand statement dan action punya peran masing-masing.”

Begitulah yang Anda harus lakukan. Anda tidak boleh melupakan ini. Brand statement dan action punya peran masing-masing. Brand statement untuk membuat mereka ingat tentang sesuatu dengan cepat, sedangkan Action lebih pada memberikan jawaban atas janji brand statement yang kita berikan kepada pelanggan untuk bisnis yang Anda bangun. Sehingga keduanya penting untuk dilaksanakan agar memberikan citra bisnis Anda yang sesuai dengan yang Anda inginkan.


Seluruh konten kecuali judul, diambil dari http://manajemenbisnis.info/126/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar