Catatan Sang Pemimpi - Pekan
kemarin, di awal Oktober, saya diminta saudara untuk pergi ke “Kota Batu”
Upsss.. Kota Batu yang ini bukan yang di Jawa Timur lho. Kalau yang di Jatim itu
dingin, yang Ini sebaliknya, Puanaaas! Kupang, inilah yang saya maksud dengan “Kota
Batu” Kenapa? karena hampir setiap
permukaan bumi Kupang terdapat batu kapur. Kata seorang teman, Kupang tuh batu
berpasir :-)
Kali ini
agak berbeda. Saya ke Kupang karena harus mengantar salah satu keponakan yang
super cute, smart dan cerewetnya bukan main; untuk bertemu dengan kedua orang
tuanya disana. Bundanya lagi sakit, oleh karena jeda perawatan yang begitu lama
sehingga bundanya tak kuasa menahan rindu untuk bertemu dan bercanda dengan
anaknya.
Okeh.
Saya ingin memulai cerita itu. Dan sebagai pendahuluan, saya memulai dengan
sebuah nama; Kayla! Hehe.. ini dia anak Balita manis yang cute and cerewet itu.
Tahukah anda apa yang ia rasakan di pesawat dalam perjalanan ke Kupang? Hmm...
meski baru pertama kali naik pesawat, tidak terlihat sedikitpun rasa takut atau
canggung darinya, seolah telah terbiasa. Ketika saya ngantuk, ia segera
melarang hanya karena ingin ngobrol-ngobrol gak jelas. Saat pesawat mendarat,
ia dengan PeDe turun dari pesawat seorang diri :-D
Bersama paman
dan bibinya, ayah Kayla menjemput kami di bandara dan langsung menuju rumah
sakit. Suasana suka cita tercipta di ruang rawat rumah sakit. Bunda begitu
bahagia melihat putrinya datang, begitu pula Kayla, seolah ingin memberi
semangat pada bundanya; ia tak henti-henti bercerita tentang pengalamannya
dalam pesawat. Bibinya pun tak bosan-bosan mendengar ceritanya. Bahkan, butuh
waktu dan rayuan manis untuk mengajaknya pulang ke rumah. Maklum, anak kecil
dilarang menginap di rumah sakit.
Keesokan
paginya saya berjalan-jalan mengelilingi kota Kupang. Berbekal Google Map, saya
berjalan menyurusi jalan-jalan kota yang sama sekali belum pernah kulalui. Udara
kota Kupang yang panas membuat saya harus beberpa kali berhenti sejanak untuk
menghela panas dan berteduh di tempat yang nyaman. Tak jarang, saya harus
mampir di warung yang menjajakan minuman dingin. Hmm.. ternyata menikmati
segelas es kelapa muda setelah lelah berjalan di teriknya kota Kupang, punya
sesansi yang luar biasa nikmatnya. Subhanallah!
Hari
berikutnya saya kembali melakukan “jalan kaki” keliling Kupang. Jika kemarin
saya hanya berjalan mengitari jalan-jalan seputar Rumah Sakit W.Z. Yohanes,
kali ini rutenya lurus dan semakin jauh. Ya, dari rumah sakit saya berjalan
lurus ke barat, menyusuri jalan Moh. Hatta, Jl. Jendral Sudirman dan Jl. Jendral
Soeharto. Dari situlah saya melihat, Kantor Polda NTT, Dinas PPO, Kampus Undana
(apa lagi yak, lupa hehe..). Capek? Banget! tapi udara panas masih begitu
mendominasi dari rasa capek.
Saat
melewati jalan Jendral Soeharto, mata saya tertuju pada sebuah gerobak yang
menjajakan minuman es jeruk dan es kelapa muda. Sepertinya tak ada alasan untuk
melewatinya. Saya pun menikmati segelas es kelapa muda. Sambil menikmati es
kelapa, saya bertanya-tanya soal kota Kupang kepada mas penjual. Dari dia, saya
mendapat info tentang Teddis dan rute angkot menunju ke tempat itu. Okelah.
Sepertinya saya harus kesana sekarang! Saya pun bergegas menuju teddis tapi
kali ini saya menggunakan angkot. Bukan karena lelah, tapi karena jalur menuju teddis
adalah arah balik saat saya memeluai perjalanan. Intinya, pemandangan dan
pengalaman akan sama saja. Dengan menumpang angkot “lampu satu” saya meluncur
ke teddis. Ternyata, teddis merupakan daerah pinggir pantai, view nya pun
lumayan indah. Tapi sayang, saya tiba di lokasi siang hari, saat suasana
mentari begitu terik. Karena kawasan teddis merupakan area kosong di pinggir
pantai yang jarang hanya sedikit ditumbuhi pohon, jadi tak ada yang bisa
dilakukan disana selain numpang lewat saja :-(
Melewati
jalan Siliwangi mengingatkan saya pada jalan Braga di Kota Bandung. Suasana
tempo dulu begitu kental. Bangunan tua tertata begitu rapih mengapit jalan
raya. Akhh.. sekali lagi rasa haus menggerogoti kerongkongan, saya kembali
mampir di sebuah gerobak yang menawarkan jus alfukat. Srrruuuuuppp...
subhanallah, nikmat terasa!
Tak
terlalu lama saya berada disana. Selepas minum dan beristirahat, sayapun
kembali beranjak melanjutkan kembali walking-walking dan kembali pulang :-)
Uppsss..
makasih yak, sudah mau menyimak cerita sepanjang ini hehe..
Okeh,
kita lanjut lagi :-D
Sore hari,
di hari kedua saya di Kupang, ada kejadian yang cukup menggelitik selera humor
saya J Masih di rumah sakit,
ketika itu saya tengah asyik membaca koran tiba-tiba datanglah dua orang ramaja
perempuan, dan dengan malu-malu mereka meminta agar dipinjamkan sebagian koran
yang telah selasai saya baca. Saya pun memberikannya. Tampak mereka serius
memperhatikan headline news yang
termuat di surat kabar itu. Sepertinya mereka mencari sesuatu. “cari tajuk
berita yak, dek?” tanyaku. “Oh, iya kakak. Ada tugas dari dosen”, balas mereka.
Hmm.. ternyata mereka mahasiswa toh, gumamku dalam hati.
Saya pun
melanjutkan bacaan. Beberapa saat kemudian, saya pergi tinggalkan mereka. Saat
saya kembali, dengan malu-malu mereka mendekat dan berkata, “Kak, bisa bantu
kita kow?” “bantu apa?” balasku keheranan. “ini, ada tugas dari dosen, kita
disuruh cari satu kalimat yang ada contoh morfem bebas dan morfem terikat”.
Waduh..
morfem? Beberapa detik saya terdiam, mencoba mengingat kembali apa itu morfem. Yah,
saya pernah baca dan belajar sedikit tentang itu, tapi jelas itu tak cukup
untuk dijadikan jawaban. Tapi gengsi juga kalau harus bilang tidak tahu. “Memangnya
adek-adek gak tau, morfem itu apa?” tanya saya mulai beralibi :-O “Dosennya jarang masuk, kak. Sekalinya masuk,
kita langsung dikasih tugas kaya begini” balas mereka. “Jadi, kalian
benar-benar belum tahu apa itu morfem?” “Iya”
Waduh,
celaka 12! Gimana urusannya neh, kok bisa-bisanya mereka yakin saya bisa
membantu mereka? Hmm.. okelah, karena sudah kepalang tanggung, saya harus tanya
ke mbah gugel. Galaxy tabpun dibuka. Klik, done! Apa yang dicari, semuanya
tampil. Agar kelihatan meyakinkan dan gak malu-maluin, saya membuka tablet
sembari berbicara dan bertanya soal kuliah mereka. Dan dengan PeDe sayapun
menjelaskan pengertian dan contoh-contoh dari dua morfem yang ditanyakan tadi
bak seorang dosen hehe... Ternyata hidup selalu mudah jika tablet ada dalam
genggaman :-D
Sepertinya
sekian dulu yang dibisa saya paparkan (tsaahhh.. belaga seperti pidato aja J ) Sebetulnya masih ada sepenggal kisah lagi, tapi
biarlah lain kali kita lanjut lagi. Jari dah pada keriting neh :-3 Kudu rehat
dulu :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar